Istilah nilai merupakan sebuah istilah yang tidak mudah untuk
diberikan batasan secara pasti. Ini disebabkan karena nilai merupakan
sebuah realitas yang abstrak (Ambroisje dalam Kaswadi, 1993) . Menurut
Rokeach dan Bank (Thoha, 1996) nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang
berada dalam ruang lingkup system kepercayaan di mana seseorang
bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang
pantas atau tidak pantas dikerjakan. Ini berarti hubungannya denga
pemaknaan atau pemberian arti suatu objek.
Nilai juga dapat diartikan sebagai sebuah pikiran (idea)
atau konsep mengenai apa yang danggap penting bagi seseorang dalam kehdiupannya (Fraenkel dalam Thoha, 1996). Selain itu, kebenaran sebuah nilai juga tidak menuntut adanya pembuktian empirik, namun lebih terkait dengan penghayatan dan apa yang dikehendaki atau tidak dikehendaki, disenangi atau tidak disenangi oleh seseorang. Allport, sebagaimana dikutip oleh Kadarusmadi (1996:55) menyatakan bahwa nilai adalah: “a belief upon which a man acts by preference. It is this a cognitive, a motor, and above all, a deeply propriate disposition”. Artinya nilai itu merupakan kepercayaan yang dijadikan preferensi manusia dalam tindakannya. Manusia menyeleksi atau memilih aktivitas berdasarkan nilai yang dipercayainya. Ndraha (1997:27-28) menyatakan bahwa nilai bersifat abstrak, karena itu nilai pasti termuat dalam sesuatu. Sesuatu yang memuat nilai (vehicles) ada empat macam, yaitu: raga, perilaku, sikap dan pendirian dasar.
atau konsep mengenai apa yang danggap penting bagi seseorang dalam kehdiupannya (Fraenkel dalam Thoha, 1996). Selain itu, kebenaran sebuah nilai juga tidak menuntut adanya pembuktian empirik, namun lebih terkait dengan penghayatan dan apa yang dikehendaki atau tidak dikehendaki, disenangi atau tidak disenangi oleh seseorang. Allport, sebagaimana dikutip oleh Kadarusmadi (1996:55) menyatakan bahwa nilai adalah: “a belief upon which a man acts by preference. It is this a cognitive, a motor, and above all, a deeply propriate disposition”. Artinya nilai itu merupakan kepercayaan yang dijadikan preferensi manusia dalam tindakannya. Manusia menyeleksi atau memilih aktivitas berdasarkan nilai yang dipercayainya. Ndraha (1997:27-28) menyatakan bahwa nilai bersifat abstrak, karena itu nilai pasti termuat dalam sesuatu. Sesuatu yang memuat nilai (vehicles) ada empat macam, yaitu: raga, perilaku, sikap dan pendirian dasar.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar bagi
seseorang atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai
suatu yang bermakna atau tidak bermakna bagi kehidupannya. Sedangkan
sistem nilai adalah suatu peringkat yang didasarkan pada suatu peringkat
nilai-nilai seorang individu dalam hal intensitasnya. Dengan demikian
untuk mengetahui atau melacak sebuah nilai harus melalui pemaknaan
terhadap kenyataan-kenyataan lain berupa tindakan, tingkah laku, pola
pikir dan sikap seseorang atau sekelompok orang.
Sistem nilai budaya (atau suatu sistem budaya) adalah
rangkaian konsep abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
suatu warga masyarakat. Hal itu menyangkut apa dianggapnya penting dan
bernilai. Maka dari itu suatu sistem nilai budaya merupakan bagian dari
kebudayaan yang memberikan arah serta dorongan pada perilaku manusia.
Sistem tersebut merupakan konsep abstrak, tapi tidak dirumuskan
dengan tegas. Karena itu konsep tersebut biasanya hanya dirasakan saja,
tidak dirumuskan dengan tegas oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
Itu lah juga sebabnya mengapa konsep tersebut sering sangat mendarah
daging, sulit diubah apalagi diganti oleh konsep yang baru.
Bila sistem nilai budaya tadi memberi arah pada perilaku dan
tindakan manusia, maka pedomannya tegas dan konkret. Hal itu nampak
dalam norma-norma, hukum serta aturan-aturan. Norma-norma dan sebagainya
itu seharusnya bersumber pada, dijiwai oleh serta merincikan sistem
nilai budaya tersebut.
Konsep sikap bukanlah bagian dari kebudayaan. Sikap merupakan daya dorong dalam diri seorang individu untuk bereaksi terhadap seluruh lingkungannya. Bagaimana pun juga harus dikatakan bahwa sikap seseorang itu dipengaruhi oleh kebudayaannya. Artinya, yang dianut oleh individu yang bersangkutan.
Konsep sikap bukanlah bagian dari kebudayaan. Sikap merupakan daya dorong dalam diri seorang individu untuk bereaksi terhadap seluruh lingkungannya. Bagaimana pun juga harus dikatakan bahwa sikap seseorang itu dipengaruhi oleh kebudayaannya. Artinya, yang dianut oleh individu yang bersangkutan.
Dengan kata lain, sikap individu yang tertentu biasanya ditentukan
keadaan fisik dan psikisnya serta norma-norma dan konsep-konsep nilai
budaya yang dianutnya. Namun demikian harus pula dikatakan bahwa dalam
pengamatan tentang sikap-sikap seseorang sulitlah menunjukkan
ciri-cirinya dengan tepat dan pasti. Itulah juga sebabnya mengapa tidak
dapat menggeneralisasi sikap sekelompok warga masyarakat dengan bertolak
(hanya) dari asumsi yang umum saja.
Sumber:
http://ndreoktav.blogspot.com/2013/01/iii-jelaskan-sistem-nilai-budaya.html
http://newjoesafirablog.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-konsep-sistem-nilai.html
No comments:
Post a Comment